Aku seperti sedang memanjat sesuatu.
Mungkin ini adalah gunung es. Mungkin bukit berbatu, atau tebing terjal, atau hanya tembok biasa?
Entahlah. Tapi saat aku melihat ke atas, aku tahu, itu tinggi sekali.
Dan rasa-rasanya perjalananku menuju puncaknya masih cukup jauh.
Aku tak bisa mengira, kapan aku akan tiba di atas sana.
Yang bisa aku lakukan sekarang hanya terus memanjat.
Seketika aku melihat ke bawah.
Aku tersadar, seperti ada yang berbisik di telingaku: "Hei, bukankah kau takut akan ketinggian?"
Mendadak aku panik. Ya, aku takut ketinggian, aku takut terjatuh!
Lalu, apakah aku akan tiba di puncaknya? Bagaimana aku bisa tiba di atas sana?
Aku terdiam sejenak, aku tutup mataku.
Pelan-pelan aku menggerakkan kelopak mataku dan melihat sekelilingku.
Aku sudah memanjat sejauh ini, masakan aku harus turun lagi.
Sejenak aku lihat pemandangan di bawah sana dengan tenang. Ternyata cukup indah.
Ah, di atas sana pasti akan lebih indah lagi.
Lalu perlahan-lahan aku terus melangkah naik.
Aku tak tahu kapan aku akan tiba di atas sana, tapi keyakinanku untuk melihat keindahan membulatkan tekadku untuk terus mendaki.
No comments:
Post a Comment