Beberapa hari yang lalu aku melakukan perjalanan ke luar kota dengan pesawat udara. Saat berada di ruang tunggu bandara, di sebelah saya duduk beberapa orang mahasiswa yang hendak pulang ke rumah orang tua mereka untuk menghabiskan liburan semester mereka.
Awalnya aku hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka. Mereka terlihat sangat antusias dengan kehidupan perkuliahannya. Terdengar dari pembicaraan mereka soal pelajaran di kampus, dosen-dosen, tugas-tugas hingga hasil akhir IP mereka.
Tak lama beberapa dari mereka boarding karena pesawatnya berangkat lebih dulu. Dan tinggallah 3 orang yang di sebelahku itu, semuanya laki-laki. Kemudian salah satu dari mereka mengajakku berbicara. Mahasiswa tersebut berbicara sangat aktif dan bersemangat. Aku ingat sekali gayanya ketika dia memberitahukan tempatnya kuliah, dia membalikkan badannya untuk menunjukkan bagian belakang kausnya kepadaku, lalu dengan bangga dia bilang, "lihat ni mba, Teknik Elektro Undip." Melihat gayanya itu aku pun tersenyum. Aku pikir wajar dia berlaku seperti itu, dia masih semester 3, masih penuh semangat untuk kuliah.
Aku jadi teringat masa-masa ketika aku masih kuliah. Ketika setiap mahasiswa bersepakat dengan rekan-rekan seangkatan di jurusan membuat kaos atau jaket angkatan yang bertuliskan jurusan dan angkatan masing-masing di bagian belakang kaos atau jaket tersebut. Aku sendiri sangat jarang menggunakan kaos dan jaket angkatan itu, karena aku ingin agar warna dan bahannya lebih awet, jadi kaos dan jaket itu bisa aku jadikan kenang-kenangan hingga aku lulus kuliah nanti. Namun, banyak juga teman-temanku, baik yang sejurusan maupun yang tidak, yang sering menggunakan kaos atau jaket itu. Malah ada yang memakai jaket itu kemana-mana, baik hujan atau panas, baik kuliah atau sekedar jalan-jalan. Mereka terlihat sangat bangga dengan jaketnya itu.
Lalu mahasiswa itu bertanya soal pekerjaanku, apa tujuanku ke Jakarta. Rasa-rasanya dia ingin tahu tentang dunia kerja, dia selalu bertanya mengapa begini, mengapa begitu. Aku menjelaskan sedikit tentang pekerjaanku, dia hanya mengangguk-angguk. Dia bilang, kalau sudah kerja itu enak, karena bisa punya uang sendiri. Aku hanya tersenyum menanggapinya.
Bagiku semua bagian hidup kita itu ada enaknya dan ada tidak enaknya, jadi nikmati saja semuanya. Karena akan selalu ada masanya kita merindukan masa yang telah lalu.
Aku ingat ketika aku mau masuk sekolah. Awalnya orang tuaku tidak berniat memasukkanku ke TK, tapi katanya karena aku merengek-rengek ingin sekolah akhirnya aku didaftarkan ke TK. Tapi aku tidak mau TK, aku ingin masuk SD. Jadilah aku langsung masuk SD. Namun ketika aku duduk di kelas 3 SD aku ingin mengecap bangku TK karena senang melihat aktivitas belajar siswa TK. Lalu ketika aku kelas 6 SD, aku ingin secepatnya masuk SLTP, karena ingin punya seragam baru. Namun ketika aku sudah SLTP aku ingin kembali ke SD saja karena pelajaran di SLTP banyak, tidak seperti di SD. Lalu ketika aku kelas 3 SLTP, aku ingin cepat-cepat maauk SMU, karena buatku siswa SMU itu keren dan SMU favoritku itu letaknya agak jauh dari rumah, jadi aku berharap bisa lebih bebas dari orang tuaku sehingga aku bisa jalan-jalan ke banyak tempat. Tapi ketika sudah SMU aku malah ingin balik ke SLTP, karena jadwal di SMU lebih padat, aku harus bangun lebih pagi karena sekolah lebih jauh, belum lagi ada pelajaran yang tidak aku sukai di SMU. Lalu aku berharap bisa segera lulus SMU dan kuliah. Karena buatku, mahasiswa itu menyenangkan, tak perlu pakai seragam dan santai sepertinya. Lalu ketika aku kuliah, aku ingin kembali ke SMU, karena aku jauh dari orang tuaku. Kemudian aku ingin lulus kuliah secepatnya agar bisa punya uang sendiri. Dan setelah bekerja, aku ingin kembali kuliah saja, lebih bebas, tidak terikat pakaian dan waktu kerja.
Begitulah siklus hidup. Selalu saja ada yang tidak memuaskan. Tapi intinya adalah bagaimana menikmati setiap bagiannya dengan rasa syukur. Jadi mari menikmati hidup ini dan segala yang kita miliki saat ini, karena semuanya hanya sementara.
No comments:
Post a Comment