Thursday, March 15, 2012

Just Enjoy The Show

"everything happen for a reason"
Kayaknya quote itu sering kita dengar dimana-mana. Yah, benar segala sesuatu terjadi karena alasan tertentu, good or bad. But, the painful part of that quote is waiting for the reason to come. Entah apa alasannya dan entah kapan datangnya, gw jg ga ngerti.

Gw jd keinget sama secuil kisah hidup gw. Sekitar setahun yg lalu, gw sedang ada di dalam bus untuk perjalanan pulang dari 'liburan' singkat gw. Di sebelah gw duduk seorang wanita yg umurnya lebih muda dari gw. Selama perjalanan kami saling bercerita banyak tentang kehidupan kami masing-masing. Mendengar kisahnya, gw ngrasa kayak ngeliat hidup gw di tahun sebelumnya. Masa di mana gw merasa klo gw bukanlah diri gw. Gw ngerti bener apa yg dia rasakan & alami saat ini, karna gw pernah ada di posisi yg seperti itu. Gw ingat semua peluh & tangis yg keluar ketika gw melewati fase itu. Dan dengan itu gw bisa memberinya semangat untuk bisa melalui fase itu.

Intinya, inilah hidup. Banyak yg terjadi. Hari ini kita bisa tersenyum, mungkin besok kita jadi menangis. Klo kata orang, hidup itu seperti roda, kita bisa di bawah, lalu nanti roda itu berputar maka kita juga bisa di atas. Hidup itu emang susah, jadi jangan dibuat makin susah with doing over analyzing. Nikmatin setiap bagiannya, suka maupun duka. Ketika bersedih, menangislah, tapi jangan matikan harapanmu. Dan ketika senang, tertawalah dan berbagilah.

Karena pasti ada hikmah di balik segala sesuatu, tetaplah belajar dari semuanya dan jadilah lebih baik. Don't be afraid, but be strong, because the show must go on. This is your own life, dan hidup cuma satu kali.

Tuesday, March 6, 2012

Story About @Rt.com

Di postingan ini aku mau cerita soal satu bagian di masa perkuliahanku. Bagian ini adalah salah satu bagian terindah selama di kampus, namanya KomKes. KomKes adalah kepanjangan dari Komisi Kesenian, yaitu salah satu bagian pelayanan di dalam UKM PMK IPB. Sesuai namanya, hal2 yg kami lakukan di sini banyak berkaitan dengan dunia seni.


Aku mulai bergabung di KomKes sejak sekitar bulan April 2005. Sebenarnya aku lebih berminat untuk masuk ke Komisi Pelayanan Anak (KPA) karena aku sangat menyukai anak2. Tapi karena sahabatku udah lebih dulu masuk ke KomKes ini, dan dia aktif ikut kegiatannya, jadi aku merasa kesepian ketika dia harus pergi mengikuti kegiatan2 itu, jadilah aku ikut2an, sementara teman2 yg masuk KPA tidak terlalu akrab denganku.

Untuk anggota baru, kegiatan awalnya hanya pembinaan & latihan paduan suara. Pertama kali bergabung, aku datang ketika mereka berlatih paduan suara. Aku pikir, aku cukup menyukai hal2 berbau seni, makanya aku senang2 saja ikut2an.

Tapi lama2 akhirnya aku jatuh cinta dengan KomKes ini. Aku menemukan keindahan saat berkumpul bersama mereka. Banyak hal yg aku alami selama di KomKes. Proses yg aku lalui di sini pun bukan hal yg mudah. Sehingga, kepribadianku juga dibentuk selama aku bergabung di KomKes.

Aktivitasku di Komkes ini sangat banyak. Awalnya sebagai anggota biasa, aku hanya ikut pembinaan & latihan paduan suara, jadi cuma 2x dalam seminggu. Lalu berlanjut ketika aku menjadi calon pengurus, ada kegiatan Pendalaman Alkitab, lalu mengikuti kepanitiaan dengan rapat2nya, lalu kesaksian di gereja dengan persiapan latihan2nya.
Di KomKes aku juga bertemu orang2 baru, berkenalan, beradaptasi, lalu bekerja sama. Semuanya memiliki karakter masing2. Bukan hal yg mudah agar kami memiliki kesatuan. Apalagi bidang yg kami kerjakan ini sangat rentan dengan kesombongan, yg berujung pada sakit hati & terjadinya perpecahan. Semuanya ingin tampil di pentas, dilihat & diperhatikan oleh orang lain, hingga mendapat pujian.

Tak sedikit anggota yg karena kecewa akhirnya meninggalkan KomKes. Tapi aku bersyukur untuk kami yg bertahan, yg setia menjaga keutuhan. Bagi kami KomKes adalah keluarga & rumah kami. Sehingga setelah sejauh ini kami tetap merindukan kehangatan KomKes.

Aku rindu lelucon kami yg membuat rahang kaku & perut kejang itu.
Aku rindu lagu2 yg diaransemen ulang & kami nyanyikan bersama.
Aku rindu perdebatan penuh emosi dalam setiap rapat.
Aku rindu latihan2 musik yg panjang & berulang2 itu.
Aku rindu berbagi tentang banyak hal ketika KTB.
Aku rindu kerja keras kami saat mengumpulkan dana.
Aku rindu kegaduhan saat membuat kartu2 & mendesain panggung.
Aku rindu petikan gitar, denting piano, gebukan drum & alunan suara2 merdu.
Aku rindu makan malam bersama setelah semua aktivitas itu selesai.

Sungguh aku rindu semua kebersamaan itu, kehangatan itu & kekeluargaan itu. Terima kasih Tuhan, aku pernah ada di sana, di Komisi Kesenian UKM PMK IPB.

Monday, March 5, 2012

Anak Ayah dan Mama

Isi postingan kali ini agak narsis. Gw pengen cerita banyak soal diri gw. Maklum yah, sebagai seorang sanguinis gw emang punya stok pede yg melimpah. Hehehe.. Tapi di sini gw ga bakal majang foto2 narsis gw kok.

Sesuai judul, gw cuma cerita soal diri gw sebagai anak ayah dan mama gw. Pembukaannya gw kasih tau dulu, gw itu anak kedua dari tiga bersaudara. Jadi gw punya satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan.

Ayah gw punya rambut hitam, lebat & ikal, mama rambutnya kemerahan, tipis dan agak ikal. Rambut ikalnya ayah nurun ke gw, jadi rambut gw dari tengah ke bawah ngriwil, kata orang sih kayak dikeritingin, padahal emang dari sononya udah begitu. Warnanya sedikit kemerahan, tapi lebih pekat dari rambut mama. Tapi, rambut lebatnya ayah ga nurun, rambut gw agak tipis, tapi masih tebal dibanding sama mama.

Kata mama, bentuk tengkorak kepala gw mirip sama ayah, dengan khas rahang kotak, dan jidad yg lebar. Sayangnya hidung mancung ayah ga nurun ke gw. Cuma wajah gw secara keseluruhan mirip sama mama. Selain itu beberapa bagian tubuh gw ngikut ayah, seperti bentuk tulang di jari-jari tangan & kaki yg panjang & langsing, postur tulang punggung & bahu yg tegak, tulang kering & tulang paha yg jenjang. Cuma agaknya kurang tinggi aja badan gw. Masa adek gw lebih tinggi dari gw, sampe dikira orang dia yg kakak.
Jadi di rumah itu klo diurutin yg paling tinggi adalah kakak gw, lalu ayah gw, lalu adik gw, lalu gw dan terakhir mama.

Gw senang membaca, cenderungnya sih baca tulisan2 yg disajikan secara narasi. Yg ini mirip ayah gw, dia senang membaca, jadi di rumah itu banyak bgt buku koleksi ayah. Cuma ayah senang baca berbagai tulisan. Klo mama, ga suka membaca, dia bisa ngantuk klo baca buku. Nah gw bisa ngantuk klo baca buku2 yg disajikan dengan eksposisi.

Ayah juga suka menulis. Ini juga gw ikutin. Kata mama, aku dan ayah sama-sama punya tulisan tangan yg bagus, beda dengan mama, kakak & adik gw. Cuma ayah dulu sukanya nulis di buku, kalau gw tulisan elektronik, kayak blog gini deh..

Gw juga senang ngumpulin foto, jadi gw suka foto sana, foto sini. Yg ini juga nurun dari ayah. Dia nyimpan banyak bgt album foto. Klo gw kan nyimpannya foto2 digital, jadi semuanya ada di dalam laptop & CD.

Nah, kami sekeluarga semuanya suka musik! Semuanya pernah tergabung di paduan suara. Cuma ga semua bisa main alat musik. Ayah bisa main gitar, abang gw juga, adek gw bisa main organ. Gw sama mama ga bisa apa-apa. Hahahaha..

Kata mama banyak sifat gw itu nurun dari ayah. Ya, gampang bersosialisai & beradaptasi, punya banyak teman dimana-mana, keras kepalanya juga. Ayah itu dulu punya teman yg heterogen, ga cuma yg satu suku & satu agama. Dan seperti itulah gw, beda dari adik & kakak gw, karena dulu mereka sekolah di lingkungan yg cenderung homogen, sedangkan gw, sekolahnya di tempat yg lebih majemuk.

Tapi gw ga bisa masak kayak ayah. Sebenernya ayah lebih bisa masak dibanding mama, tp krn ayah byk kerjaan di luar rumah, makanya mama yg masak tiap hari. Ayah hanya masak sekali2, dan itu lebih enak dari masakan mama. Tampilan hidangannya juga bagusan masakan ayah. Klo soal masak gw emang niru mama. Cuma bisa seadanya, klo mau improve malah ngaco jadinya. Hahahaha...

Mungkin karena punya banyak kemiripan sama ayah makanya gw sangat mengagumi sosok ayah gw. Buat gw ayah adalah the best daddy in the world! Dan mama adalah the greatest mom!