Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Itu sepenggal lirik lagu yang berjudul "Kepompong". Kalo merhatiin keseluruhan lirik lagu ini memang menceritakan tentang persahabatan. Dan di post gw kali ini gw akan bercuap-cuap soal persahabatan.
Dalam pandangan gw, persahabatan itu mirip kayak pacaran. Bedanya kalo pacaran itu ada komitmen dan harap-harap cemasnya, mau dibawa kemana hubungan ini, cuma pacaran ato lanjut ke jenjang yang lebih serius. Sedangkan persahabatan itu ngga pake komitmen, murni kebutuhan dan keinginan manusia sebagai makhluk sosial yang butuh orang lain untuk berbagi cerita hidupnya.
Kalo pacaran, ada kata putus, makanya ada yang namanya mantan pacar. Tapi kalo sahabatan apa coba? Orang yang sahabatan berantem, terus ngga temenan lagi terus ada mantan sahabat gitu? Agak aneh menurut gw. Tapi emang ada sih orang yang bersahabat, terus berantem dan kayak orang yang ngga saling kenal lagi satu sama lain. Trus itu manggilnya apa, mantan sahabat gitu? Atau mantan teman? Atau mantan sobat? Aneh ngga sih? Aneh kan dengernya?
Seperti yang gw bilang di atas, sahabatan itu mirip kayak pacaran. Kenapa gw bilang mirip? Pacaran dan sahabatan itu sama-sama ada naik turunnya, sama-sama ada perbedaan di antara orang yang menjalani hubungan itu, dan sama-sama dibutuhkan kedewasaan untuk menyikapi perbedaan dan menerima kekurangan yang lain.
Kata orang hidup itu selalu ada dramanya, termasuk dalam persahabatan. Karena emang semua orang berbeda, jadi wajar aja yang namanya sahabatan juga pake drama pertengkaran kayak orang pacaran. Kenapa mesti bertengkar? Menurut gw dalam setiap hubungan, konflik itu dibutuhkan, untuk membuat orang yang menjalani hubungan itu menjadi lebih mengenal satu sama lain dan lebih akrab. Dan sebagai orang yang menjalani hubungan itu butuh kedewasaan dalam menangani dan melewati setiap konflik yang ada.
Dalam setiap hubungan, konflik dibutuhkan untuk membuat orang yang menjalaninya berubah menjadi lebih dewasa. Tapi ngga nutup kemungkinan ada yang kurang dewasa dalam melalui konflik, sehingga ada cap "dia berubah". Kalo menurut gw, bukan orangnya yang berubah, tapi dia hanya memperlihatkan wujud aslinya, karena konflik berguna untuk membuka topeng dan memperlihatkan karakter asli seseorang. Karena kalo berubah harusnya menjadi lebih baik, seperti lirik lagu yang gw sebutkan di awal post ini.
Balik lagi soal lirik lagu itu, "mengubah ulat menjadi kupu-kupu", seperti ini harusnya hakikat sebuah persahabatan, kita saling membentuk sama lain, saling mengingatkan jika ada yang salah, agar sama-sama menjadi lebih baik. Gw sangat ngga setuju dengan orang yang diam aja ketika tau sahabatnya salah. Buat gw sahabat yang baik adalah orang yang memberikan teguran keras, bukan orang yang dengan lembut menutupinya. Ketika kita dengar cerita buruk tentang sahabat ngga baik untuk mendiamkannya, tapi perlu untuk diluruskan.
Menjalani persahabatan dalam jangka waktu yang lama memang ngga mudah. Akan selalu ada orang yang datang dan pergi dalam hidup kita, tapi seorang sahabat ngga akan kemana-mana, walaupun terpisah oleh jarak. Makanya, jadilah dewasa menghadapi perbedaan, menyelesaikan konflik dan omongin hal buruk ato kekurangan sahabat secara langsung biar sama-sama jadi lebih baik, bukannya ngomongin hal buruk ke orang lain tentang sahabat lo di belakangnya.
Persahabatan bagai kepompong, hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong, maklumi teman hadapi perbedaan
No comments:
Post a Comment