Sendiri. Aku jadi banyak memikirkanmu. Rasanya berat membiasakan diri jika tanpamu. Aku telah terbiasa denganmu. Rasanya seperti tak punya pegangan. Aku jadi banyak bingung, tak tahu ingin bertanya pada siapa tentang banyak hal yang ada di depan mataku saat ini.
Serba salah aku melalui waktu di tempat yang sejauh ini darimu. Aku berharap kamu menghubungiku. Tapi aku malah tak tahu akan berkata apa ketika akhirnya kamu benar-benar menghubungiku. Rasanya aku menjadi begitu bodoh dan gila.
Ingin menghapus bayanganmu, tapi rasanya itu sulit. Terlalu banyak kenangan tentang kita yang terukir dalam hatiku. Aku ingin tahu apakah ada sesuatu yang bisa benar-benar mengalihkan perhatianku dari segala pikiran dan perasaan tentangmu?
Entah sudah berapa lama aku menahan semua ini. Apakah aku masih kuat? Entahlah. Aku belum siap jika harus benar-benar berpisah denganmu.
Aku masih ingat semua pembicaraan yang pernah kita lakukan. Tampaknya aku terlalu banyak berbicara tentang diriku sendiri, sehingga aku hampir-hampir tak banyak tahu tentang siapa kamu.
Andai saja kamu tahu kenapa aku melakukan itu. Aku hanya tak ingin kamu tahu lebih banyak apa yang sebenarnya yang aku rasakan padamu. Aku ingin kamu tahu bagaimana aku harus bersikap tentang semua perasaan ini. Mungkin itu prinsipku.
Aku tak ingin kamu mengucapkan kata-kata itu lagi. Andai saja kamu benar-benar mengerti betapa perihnya hati ini ketika kau mengucapkan semua itu.
Aku sungguh tak ingin menyakiti siapa pun. Maaf jika kau terluka karena semua yang aku lakukan. Aku hanya ingin yang terbaik. Aku sungguh tak kuasa atas apa yang terjadi di antara kita. Mungkin suatu hari nanti kau mengerti dan bisa menghancurkan semuanya. Apakah aku masih boleh meyakini suatu saat nanti semua angan ini bisa terwujud? Entahlah.
No comments:
Post a Comment