Sekitar 2 minggu lalu, terjadi sebuah kecelakaan yang melibatkan pesawat
Sukhoi buatan Rusia dengan 45 orang penumpangnya. Sedianya, pesawat
yang akan dibeli oleh beberapa maskapai penerbangan lokal tersebut
sedang melakukan joy flight dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju
Pelabuhan Ratu, lalu berputar kembali ke Bandara Halim Perdanakusuma.
Namun nahas, ketika melewati Gunung Salak, Bogor, pesawat tersebut jatuh
dan menabrak lereng gunung tersebut. Setelah dilakukan evakuasi &
pencarian selama sekitar 2 minggu, akhirnya didapati bahwa pesawat
tersebut hancur berkeping-keping, dan seluruh penumpangnya meninggal
dunia.
Saya cukup mengikuti perkembangan berita kecelakaan ini,
baik lewat media online, maupun televisi. Dan saya bisa melihat, bahkan
merasakan bagaimana sedihnya keluarga yang ditinggalkan para korban.
Kebanyakan saya mengetahui berita tentang kecelakaan tersebut dari media
online yang saya akses dari telepon seluler saya. Hanya dengan membaca
berita-berita itu saja sudah bisa membuat saya ikut merasakan kesedihan
& kehilangan dari keluarga korban. Apalagi jika saya menonton
siarannya di televisi atau bahkan melihat secara langsung, mungkin air
mata saya akan ikut menetes.
Ya, rasa kehilangan orang kesayangan
kita secara tiba-tiba memang sangat menyedihkan dan menyakitkan.
Beberapa saat yang lalu dia masih ada di dekat kita, bergurau dengan
kita, namun beberapa saat kemudian dia sudah tidak ada, dan kemudian
kita menemukan jasadnya terbujur kaku di hadapan kita.
Perasaan
antara percaya atau tidak. Merasa seperti sedang berada di alam mimpi
dan berharap kita segera terjaga lalu menemukannya kembali di sisi kita.
Tapi ketika kita sadar bahwa semuanya nyata, kemudian kita berpikir
bagaimana kita akan menjalani hari esok kita tanpa sosoknya. Rasanya
ingin mengikutinya saja. Lalu yang bisa kita lakukan hanya terdiam,
kemudian menangis sambil memanggil namanya lirih, berharap dia akan
mendengar dan segera kembali. Tapi dia benar-benar pergi, tak akan
kembali. Hanya kenangannya yang tertinggal.
Kemudian jasadnya
terkubur dalam pusara, kegamangan menghampiri. Hati disesaki perasaan
hampa. Ingin menyentuh tubuhnya, tapi dia sudah benar-benar tak ada lagi
di muka bumi. Lalu kita hanya bisa meratapi kepergiannya. Dan saat
inilah yang terberat. Ketika kita mengenang masa-masa bersamanya,
mengingat janji-janji, keinginan & mimpi yang belum terpenuhi.
Begitulah
rasanya. Saya tahu persis karena saya pernah merasakan sebuah
kehilangan yang begitu mendadak. Tak pernah ada yang menduga
kepergiannya. Sakit sekali. Hanya Tuhan yang mampu memulihkan rasa
sakitnya. Karena Tuhan lebih sayang dengan mereka, maka Dia menjemput
mereka kembali. Karena Tuhan ingin menggenapi rencana-Nya lewat
kepergian mereka. Dan karena hanya Tuhan penyembuh yang sejati.
No comments:
Post a Comment