Thursday, May 24, 2012

Sukhoi

Sekitar 2 minggu lalu, terjadi sebuah kecelakaan yang melibatkan pesawat Sukhoi buatan Rusia dengan 45 orang penumpangnya. Sedianya, pesawat yang akan dibeli oleh beberapa maskapai penerbangan lokal tersebut sedang melakukan joy flight dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Pelabuhan Ratu, lalu berputar kembali ke Bandara Halim Perdanakusuma. Namun nahas, ketika melewati Gunung Salak, Bogor, pesawat tersebut jatuh dan menabrak lereng gunung tersebut. Setelah dilakukan evakuasi & pencarian selama sekitar 2 minggu, akhirnya didapati bahwa pesawat tersebut hancur berkeping-keping, dan seluruh penumpangnya meninggal dunia.

Saya cukup mengikuti perkembangan berita kecelakaan ini, baik lewat media online, maupun televisi. Dan saya bisa melihat, bahkan merasakan bagaimana sedihnya keluarga yang ditinggalkan para korban. Kebanyakan saya mengetahui berita tentang kecelakaan tersebut dari media online yang saya akses dari telepon seluler saya. Hanya dengan membaca berita-berita itu saja sudah bisa membuat saya ikut merasakan kesedihan & kehilangan dari keluarga korban. Apalagi jika saya menonton siarannya di televisi atau bahkan melihat secara langsung, mungkin air mata saya akan ikut menetes.

Ya, rasa kehilangan orang kesayangan kita secara tiba-tiba memang sangat menyedihkan dan menyakitkan. Beberapa saat yang lalu dia masih ada di dekat kita, bergurau dengan kita, namun beberapa saat kemudian dia sudah tidak ada, dan kemudian kita menemukan jasadnya terbujur kaku di hadapan kita.

Perasaan antara percaya atau tidak. Merasa seperti sedang berada di alam mimpi dan berharap kita segera terjaga lalu menemukannya kembali di sisi kita. Tapi ketika kita sadar bahwa semuanya nyata, kemudian kita berpikir bagaimana kita akan menjalani hari esok kita tanpa sosoknya. Rasanya ingin mengikutinya saja. Lalu yang bisa kita lakukan hanya terdiam, kemudian menangis sambil memanggil namanya lirih, berharap dia akan mendengar dan segera kembali. Tapi dia benar-benar pergi, tak akan kembali. Hanya kenangannya yang tertinggal.

Kemudian jasadnya terkubur dalam pusara, kegamangan menghampiri. Hati disesaki perasaan hampa. Ingin menyentuh tubuhnya, tapi dia sudah benar-benar tak ada lagi di muka bumi. Lalu kita hanya bisa meratapi kepergiannya. Dan saat inilah yang terberat. Ketika kita mengenang masa-masa bersamanya, mengingat janji-janji, keinginan & mimpi yang belum terpenuhi.

Begitulah rasanya. Saya tahu persis karena saya pernah merasakan sebuah kehilangan yang begitu mendadak. Tak pernah ada yang menduga kepergiannya. Sakit sekali. Hanya Tuhan yang mampu memulihkan rasa sakitnya. Karena Tuhan lebih sayang dengan mereka, maka Dia menjemput mereka kembali. Karena Tuhan ingin menggenapi rencana-Nya lewat kepergian mereka. Dan karena hanya Tuhan penyembuh yang sejati.

No comments:

Post a Comment