Sunday, August 16, 2015

Berubah!

Ketika gw memutuskan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri bulan Juni yang lalu ada satu hal yang disampaikan sahabat gw, sebagai orang yang doyan jalan-jalan, gw kudu hati-hati kalau jadi ketagihan ke luar negeri. Katanya sekali jalan-jalan ke luar negeri orang Indonesia biasanya suka ketagihan dan kembali merencanakan perjalanan ke luar negeri dan jadi lupa sama wisata di negeri sendiri. Dan sekarang, somehow gw mengakui kebenaran teori itu. Tapi untungnya, gw udah mengelilingi banyak sekali tempat menarik di Indonesia dari Aceh sampe Papua. Kalo dihitung udah 85% bagian Indonesia yang gw jalani, jadi kalo pun gw pengen ke luar negeri lagi, gw ngga akan nyesal karena gw udah menjelejahi negara gw sendiri.

Untuk gw pribadi, hal yang bikin gw pengen jalan-jalan ke luar negeri adalah lebih kepada kepuasan pribadi dalam merencanakan perjalanan. Bagi gw merencanakan perjalanan di Indonesia itu menjadi sesuatu yang sederhana, bukan soal budgetnya, tapi teknisnya. Gw tau bahasa Indonesia, gw bisa memahami kebudayaan orang Indonesia, gw tau aturan hukum yang berlaku dan kalau pun ada yang gw ngga tau, tidak akan sulit buat gw memahaminya, ya karena gw orang Indonesia, lahir dan besar di Indonesia. Berbeda ketika gw ke luar negeri, ada budaya yang gw ngga tau sama sekali, hukum yang berlaku seperti apa juga gw belum paham, lalu bahasa pun berbeda, gw harus belajar sesuatu yang benar-benar baru, jadi ada tantangan untuk gw bisa survive yang lebih besar. Selain itu ada masalah dokumen dan mata uang, untuk ke luar negeri gw perlu memikirkan paspor, visa dan kurs, kalo di Indonesia KTP cukup dan ngga usah musingin berapa nilai kursnya.

Tapi menurut sahabat gw itu, salah satu hal yang sering bikin orang senang jalan-jalan ke luar negeri adalah keteraturan yang susah sekali diterapkan di Indonesia. Jujur aja, ada sisi dalam diri gw yang menyetujui pendapat ini. Karena gw senang banget pas jalan-jalan dan menemukan semuanya serba teratur, gw jadi ngrasa tenang dan nyaman kemana pun gw pergi. Beda dengan di Indonesia. Kenapa pariwisata di Indonesia lambat sekali majunya? Mungkin ketidakteraturan adalah salah satu penyebabnya. Hal sepele, seperti mengantri saja kita susah sekali, dan lihat saja bagaimana lalu lintas di Indonesia. Terus masalah buang sampah juga. Dan seperti yang udah gw sebutkan dulu, support pemerintah kita gimana? Pusing kan mikirinnya? Makanya gw bilang, gw memang cinta Indonesia, tapi gw cintanya sama keindahan alamnya dan keberagaman adatnya. Kalo ngbahas kehidupan, aturan dan pemerintahnya, duh ntar dulu deh itu..

Kalo jalan-jalan di Singapura, pas naik eskalator semua orang kudu berdiri di sisi kiri, jadi sisi kanan ditujukan untuk mereka yang ingin berjalan cepat di eskalator. Trus lalu lintasnya, pengendara kendaraan bermotor sangat mendahulukan pejalan kaki ketika di persimpangan jalan, di lampu merah semua kendaraan berhenti di belakang garis marka jalan, tidak ada suara klakson  dan pejalan kaki hanya menyebrang ketika lampu pejalan kaki berwarna hijau di zebra cross. Semua orang ngga boleh makan permen karet di tempat umum, semua mobil punya aturan warna kaca film, dan aturan lainnya. Tapi semua orang nurut gitu sama berbagai peraturannya. Di Garden By The Bay, gw menemukan beberapa jenis tanaman yang sepertinya tidak bisa tumbuh di sana. But they made it, beautifully! Entah gimana cara mereka mendatangkan bibit tanaman tertentu, menanamnya dan merawatnya hingga bisa tumbuh terawat seperti itu.

Sekembalinya dari Singapura, gw berpikir kalau negara itu miskin sumber daya dan lahan mereka kecil sekali, tapi mengapa mereka bisa sedemikian maju? Gw menyebut kemajuan Singapura adalah hasil dari the power of "kepepet". Ya, abis dari sononya mereka ngga punya apa-apa, tapi mereka ngga mau diam saja dan mati dengan keadaan begitu, mereka mau berusaha gigih dan belajar memaksimalkan keterbatasan negerinya. Mereka memperluas lahan dengan menimbun pesisir sehingga luas daratan menjadi bertambah, kemudian menatanya dengan baik hingga menarik untuk dikunjungi banyak orang dari seluruh dunia.

Lalu Jepang, apa yang gw tangkap dari kehidupan orang Jepang? Yang pertama, ketulusan. Gw bisa merasakan hal ini dari semua pekerja public service yang gw temui selama di Jepang. Mereka tampak bekerja dari hati, terasa sekali dari tatapan mata mereka. Apapun profesinya, mereka melakoninya dengan sepenuh hati. Buat gw, ketulusan inilah akarnya, hingga mereka jadi hidup disiplin mematuhi aturan yang berlaku, hingga mereka bisa menjadi kreatif dan bekerja maksimal, dan akhinya bisa tercipta barang-barang yang tak hanya canggih tapi memiliki desain menarik.

Gw ingat ni, pas gw di Stasiun Kyoto di situ ada iSetan Department Store. Waktu itu gw sempetin masuk ke situ karena pengen beli sepatu, soalnya sepatu gw rusak. Tapi gw ngga tau tuh kalo itu department store mahal-mahal barangnya. Style gw dan Marven waktu itu gembel banget lah (wajah sayu kurang tidur, kelaperan, lecek karna hujan, rambut berantakan, sepatu rusak pula, dan Marven pake sendal jepit khas Indonesia aka Swallow lagi.. hahaha..), tapi pramuniaganya ramah banget ngelayanin gw, ngga ada yang menatap gw rendah kayak pramuniaga M******i Department Store di Indonesia, yang langsung menatap gw sinis pas gw belanja dengan style gembel kayak gitu. Pas nemu sepatu yang gw suka, gw shock liat harganya mahal banget, jadi gw taro lagi deh itu sepatu, eh si pramuniaga malah nanya, "may I help you? what size or color do you want?" gw yang bingung, gw kan ngga jadi beli. Akhirnya gw ngeles, gw bilang "umm,, I want this shoe, but I wanna ask my friend's opinion first. Ah, but where is he?" (dengan tampang clingak clinguk pura-pura nyari Marven, padahal gw tau dia nungguin gw di luar). Eh si mba pramuniaga bilang, "Ok, just find your friend, I'll keep this shoe here" dengan senyum yang tetap ramah.. lalu gw pun berlalu dan tak kembali ke si mba.. hahaha..

Yang kedua, cinta tanah air dan bangga akan kebudayaan sendiri. Kita semua tau kalo naturally Jepang berada di jalur gempa. Tapi hal ini tidak membuat mereka kecewa, mereka belajar bagaimana menghadapi gempa dan bertahan dari setiap gempa yang sangat sering terjadi di negri mereka. Gw sih ngga tau ya, apa yang dipelajari anak-anak sekolah di Jepang. Cuma gw ngeliatnya dari anak kecil sampe kakek-nenek konsisten mempertahankan budaya mereka. Mereka ngga malu tuh pake baju adat Jepang, yaitu kimono atau yukata, yang keliatan ribet makenya, untuk jalan-jalan di tempat umum. Walaupun Jepang adalah salah satu negara maju di Asia, tapi banyak banget lho orang Jepang yang ngga bisa bahasa Inggris. Jangan terlalu berharap public service (selain tourist information) di Jepang bisa bahasa Inggris. Mereka akan antusias ketika ada orang asing yang bisa berbahasa Jepang.

Coba pikirkan, kenapa ketika orang Indonesia ngga bisa bahasa Inggris, malah dibilang bego? Sementara kalo orang Jepang ngga bisa bahasa Inggris, kenapa dibilang itu karena mereka mencintai kebudayaan mereka?


Kenapa Indonesia yang sebenarnya kaya hanya menjadi negara berkembang, bukan negara maju macam Singapura dan Jepang? Sekarang gw jadi mikir, Indonesia sumber daya alamnya banyak banget, darat dan lautan sangat luas, dan gw yakin orang Indonesia juga pintar-pintar kok. Tapi kenapa kita ngga bisa maju kayak Singapura dan Jepang yang sumber dayanya pas-pasan. Mungkin kita udah terlalu biasa hidup enak, karena punya sumber daya yang banyak jadi ngga dimanfaatin dengan baik, malah dibiarin aja, bahkan jadi cenderung merusak. Gw sedih pas tau ada pulau-pulau cantik di Raja Ampat, Labuan Bajo dan kawasan wisata di Bali dan banyak tempat wisata lain di Indonesia malah dikelola oleh asing. Salahnya dimana, entahlah. Mau nyari tau ini salah siapa? Ngga penting lagi menurut gw, kalo nyari salah siapa, tar yang ada malah ribut.

Lokasi foto: Pantai Pangandaran, Jawa Barat. (koleksi pribadi)


Apa yang gw rasakan terhadap Indonesia sepulang dari luar negeri? Sekembalinya dari luar negeri gw jadi semakin mencintai negri ini, karena keindahan alamnya tiada duanya (somehow kangen sama ngga teraturnya Indonesia juga sih.. hahahah..) Turis dari Eropa nun jauh sana aja rela datang jauh-jauh ke Indonesia buat nikmatin indahnya Indonesia, jadi kewajiban kita sebagai orang Indonesia adalah menjaganya dengan baik. Negara kita adalah rumah kita sendiri, seenak-enaknya hidup di luar negeri, seindah-indahnya tempat di luar negeri, tetap lebih enak tinggal di negara sendiri. Gw ingat pas sekolah ada pelajaran Pancasila dari gw SD sampe kuliah. Tapi tampaknya ini hanya menjadi subjek pelajaran dengan minim aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Padahal sebenarnya Pancasila ini kalau diaplikasikan berguna sekali bagi seluruh kehidupan bangsa Indonesia.

Logo HUT RI ke-70 (courtessy by Google)

Menjelang HUT Republik Indonesia yang ke-70 ini, gw berharap semua rakyat Indonesia mau berubah. Berubah menjadi lebih mencintai tanah air, menjadi lebih tulus dan ikhlas. Ya, yang penting adalah mau berubah, mulai sekarang, mulai dari diri sendiri. Gw yakin Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik terus menerus hingga menjadi yang terbaik. Gw yakin, Tuhan sayang sama Indonesia. Selamat ulang tahun negeriku Indonesia. Tuhan memberkati Indonesia!

No comments:

Post a Comment