Agak luar biasa kayaknya hari ini, jam segini
buka laptop buat nulis ini. Cuma biar ngga lupa ya dipaksain walaupun udah
ngantuk banget sebenernya. Kenapa? Karena aku banyak berefleksi hari ini. Ada
apa dengan hari ini? Sebenernya hari ini biasa aja, ya seperti hari Minggu yang
biasa aku jalani selama 2 tahun terakhir. Bangun pagi, lalu bersiap ke gereja,
sampe gereja latihan choir, lalu kebaktian Minggu, terus makan siang, ngumpul
sama temen-temen choir, abis itu latihan choir lagi, setelah itu pulang atau nonton
atau nongkrong lagi atau belanja. Cuma tadi abis latihan choir sore, aku nonton
konser choir student. Hal ini pun beberapa kali aku lakukan sama temen-temen
choir di hari Minggu.
Nah, hal pertama yang bikin hari ini jadi spesial
buat aku adalah lagu yang tadi dinyanyikan sama choir di gereja buat kebaktian.
Judulnya "He Loved Me" aransemen apik Tom Fettke. Aku suka banget
sama lagu ini, makanya aku semangat banget pas tahu lagu ini bakal dinyanyiin
di Minggu ini. Walaupun aku sempet pusing karna ada part sopran 1 yang aku udah
duga bakal aku sendiri yang nyanyiin, which is aku sendiri ngga pede banget,
dan ini bikin aku khawatir sampe kakiku merinding disko pas nyanyi tadi.
Lalu ada apa dengan lagu ini, kenapa aku suka
banget? Yang pertama, udah pasti karna aransemennya yang keren luar biasa. Yang
kedua, liriknya dalem, ke aku itu nyentuh banget. Lagu ini bercerita, bagaimana
Tuhan udah memilih kita sedari awal dan mengasihi kita sedemikian rupa,
sehingga tidak ada satu hal pun yang bisa menjauhkan kita dari kasih Tuhan yang
teramat besar itu. Jadi dulu pas aku masih kuliah, ada lagu yang liriknya mirip
lagu ini, judulnya "Ku Hidup Bagi-Mu" yang terkenal dulu dinyanyiin
oleh Sary Simorangkir. Aku sendiri ngga ngerti kenapa, tapi lagu ini nempel
banget di otakku, sampe aku menulis penggalan lirik lagu ini di bagian depan
skripsi aku. Saking spesialnya, aku bikin di satu halaman khusus dengan print
berwarna pula.
Hal kedua yang paling membuat aku berefkesi hari
ini adalah khotbah yang dibawain pendeta di kebaktian hari ini
benar-benar menyentuh aku. Temanya sama dengan judul post ini. Tentang masa
depan.
Dan hal ketiga yang membuat hari ini berbeda
adalah konser choir student yang kuhadiri tadi adalah choir student IPB,
almamater kebanggaanku. Walaupun ada beberapa part dari keseluruhan rangkaian
acara konser itu yang menurutku agak mengecewakan, tapi bagian akhir acara ini
bikin aku terharu, di mana seluruh yang hadir diajak bersama menyanyikan lagu
Hymne IPB dengan berdiri.
Mungkin terdengar remeh, cuma buat aku ini
spesial karna udah lama banget aku ngga nyanyiin lagu ini, mungkin terakhir pas
aku diwisuda. Jadi aku kan emang doyan nyanyi, dan suaraku emang tipikal suara
penyanyi choir, dan dulu aku pengen banget join di choir student di IPB tapi aku
ngga lulus audisi. Jadilah tiap anak-anak choir itu nampil, apalagi kalo yang
dinyanyiin Hymne IPB, aku mupeng maksimal. Dan tadi aku bisa nyanyi Hymne IPB
bareng-bareng, walaupun bukan sebagai anak choir, tapi aku senang banget karna
bisa nyanyiin lagu ini dengan teknik bernyanyi yang benar ala choir.
Dan dari pengalamanku hari ini, aku seperti
melihat diriku dari masa lalu hingga saat ini. Betapa Tuhan sayang sama aku.
Dan aku sangat mengamini lagu choir hari ini. Kuliah di IPB adalah mimpi aku
sejak aku duduk di kelas 2 SD, dan aku melihat bagaimana Tuhan campur tangan
membawa aku tiba di IPB.
Sejak aku di sekolah minggu, aku sudah berkenalan
dengan dunia choir, dan aku senang benyanyi di choir. Tapi entah kenapa aku ngga
pernah bisa lulus audisi choir student di SMA aku dulu dan di IPB juga. Aku
melihat, choir student yang aku idamkan itu dirancang untuk kompetisi, sehingga
dibutuhkan banyak waktu untuk latihan. Mungkin kalo aku join, aku bakal lupa
belajar, nilai aku jeblok trus ngga bisa masuk IPB, dan akhirnya susah lulus
dari IPB. Jadi apakah ini namanya kebaikan Tuhan?
Dengan ngga lulusnya aku di audisi choir student
pas SMA, aku jadi aktif di gereja dan mengembangkan kemampuan aku yang lain
sebagai remaja. Aku juga punya banyak waktu untuk bergaul menikmati masa SMA,
ikut bimbel, les tambahan dan belajar kelompok bareng temen segeng. Tapi aku
tetap bisa bernyanyi di choir gereja. Dan dengan ngga lulusnya aku di audisi
choir student IPB, aku jadi bergaul dengan orang-orang yang talentanya lebih
variatif di bidang musik, dan mereka juga yang membawa aku jadi banyak belajar
soal organisasi, pergaulan dan terutama membuat aku mendekat ke Tuhan. Dan
lebih dari itu, aku bahkan jadi menemukan bakat aku di bidang lain. Tapi aku
juga tetap bisa nyanyi di choir bareng temen-temen aku ini untuk pelayanan. Dan
akhirnya aku bisa lulus dari IPB tepat waktu sekali (3 tahun 9 bulan)
Dan kini setelah sekian tahun menyandang gelar
sarjana, aku melihat banyak hal yang udah aku lewatin. Ada mimpi yang tak tersampaikan, tapi menjadi nyata. Apapun itu, aku
menyadari ada banyak hal yang tidak enak terjadi dalam hidupku dan bisa saja aku
protes ke Tuhan. Tapi aku menyadari sesulit apapun hal yang aku alami, Tuhan
tidak menghindarkan aku dari masalah, masalah tetap ada, tapi Tuhan menolong aku
melewati semuanya, tak satu pun dari hal yang aku alami yang bisa memisahkan aku
dari kasih Tuhan.
Inilah yang harus aku pegang ketika aku memikirkan masa
depan, Tuhan ada di sana, Tuhan yang memegang masa depan, aku hanya perlu
mendekat kepada-Nya. Karena Dia Tuhan yang punya hati, pikiran dan tangan untuk
hidupku sehingga tidak ada yang berkuasa untuk memisahkan Tuhan dari aku.
The Lord is
my shepherd;
I shall not want.
He makes me to lie down in green
pastures;
He leads me beside the still waters.
He restores my soul;
He leads me in the paths of righteousness
For His name’s sake.
Yea, though I walk
through the valley of the shadow of death,
I will fear no evil;
For You are with me;
Your rod and Your staff, they comfort me.
You prepare a table
before me in the presence of my enemies;
You anoint my head with oil;
My cup runs over.
Surely goodness and mercy shall follow
me
All the days of my life;
And I will dwell
in the house of the Lord
Forever.
No comments:
Post a Comment